"Demokrasi seperti hari ini, hanya memakan biaya besar, sehingga ongkos politik menjadi mahal. Akhirnya, yang rugi ya masyarakat," kata Andriyanto, seusai acara diskusi "Demokrasi Untuk Kesejahteraan Rakyat!!" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, (14/13).
Menurut Adriyanto, Indonesia rakyat sudah bebas untuk bersuara. Namun, ia masih meragukan apa yang disebut dengan demokrasi yang menghasilkan kesejahteraan. Hal ini dikarenakan para elit politik masih mementingkan kelompoknya dibandingkan mendahulukan rakyatnya.
"Hari ini memang kita mengalami kebebasan, tapi kan kebebasan yang seperti apa? Ada pemilu yang 4 tahun sekali yang cukup bebas, tapi apakah pemilu itu disebut demokrasi untuk kesejahteraan. Apa lagi pemilu kita masih diwarnai kerusuhan," katanya.
Andriyanto berharap, ke depannya demokrasi tidak diwarnai dengan kecurangan dan politik uang. Dalam hal ini, dia menilai masih banyak kasus Pemilu/Pemilukada masih diwarnai dengan kecurangan sehingga banyak pihak tidak menerima hasil penghitungan suara yang sehingga berujung pada kerusuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.